ARSIP BLOG

Sabtu, 23 November 2013

Perkembangan Emosional Anak

Perkembangan Emosional Anak
Tema : Keluargaku
Judul : Broken Home

Oleh: SITI NURHAYATI 
              MUSTAFIAH 
              PUJI RAHAYU 
              ALIMAH 










 DAFTAR ISI

Daftar isi ………………………………………………………………………………...…… 1
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….…..…. 2
a. Latar belakang
 b. Permasalahan
 c. Perumusan masalah
d. Tujuan masalah
Bab II PEMBAHASAN………………………………………………………………...…… 3
Bab III KESIMPULAN………………………………………………………………...…… 4
Bab IV DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..…..….. 5



BAB I PENDAHULUAN

 A. Latar belakang

Anak usia dini merupakan dasar/pondasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan mausia, yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya, masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial emosional, seni, moral dan nilai-nilai agama, sehingga upaya pengembangan seluruh potensi anak harus dimulai sejak dini agar tercapai secara optimal. Unsur lingkungan yang sengat berperan dalam masa tersebut adalah pendidikan baik di sekolah maupun keluarga.

B. Permasalahan

Disini mengambil satu contoh dalam keluarga yang terdiri ayah, ibu, dan seorang anak yang berumur 3 dan 5 tahun. Masalahnya adalah orang tua sibuk bekerja sehingga anaknya tidak terurus. Anak merasa kurang diperhatikan, semua kebutuhan anak yang mengurus pengasuhnya. Di rumah anak lebih sering berdiam diri tidak pernah bermain dengan teman sebayanya, sedangkan da sekolah dia lebih melampiaskan emosinya dengan teman dan gurunya. Misalnya: kalau main suka menang sendiri, suka merebut mainan temannya, suka mukul, kalau dinasehati guru suka membantah.

 C. Perumusan Masalah

 1. Mengapa anak menjadi pemarah
 2. Mengapa anak menjadi pendiam dan tidak bisa bersosialisasi denga teman sebayanya
 3. Kenapa anak sering cemburu, iri hati pada temannya

 D. Tujuan Masalah

 1. Memberi pengertian dan nasehat atau arahan supaya tidak jadi pemarah.
 2. Anak merasa kesepian dan kurangnya komunikasi.
 3. Kurangnya pendidikan dalam keluarga, kurangnya perhatian dari orang tua dan merasa kebutuhannya kurang tercukupi.

 BAB II PEMBAHASAN

 Bentuk Reaksi Emosi Pada Anak.
 Pada umumnya bentuk Reaksi Emosi yang dimiliki anak sama dengan orang dewasa, perbedaannya hanya terletak pada penyebab tercetusnya reaksi emosi dan cara meng ekspresikan.

 1. Amarah
Amarah sering kali muncul sebagai reaksi terhadap prustasi sakit hati dan merasa terancam pada umumnya prustasi atau keinginan yang tidak terpenuhi merupakan hal yang paling sering menimbulkan kemarahan pada tiap tingkat usia. Contoh: Anak minta mainan tapi tidak dibelikan.
 2. Pendiam
Kurangnya komunikasi membuat anak sulit bersosialisasi dengan teman sebayanya, anak sering main sendiri karena keterbatasan aturan-aturan dikeluarganya. Misalnya: - tidak boleh main sembarangan. - pilih-pilih teman. Jadi anak tidak bisa melontarkan apa keinginannya dan anak tidak bisa berpikir luas sehingga anak tidak kreatif.

 3. Cemburu 
Cemburu adalah reaksi normal terhadap hilangnya kasih sayang, baik kehilangan secara nyata terjadi maupun yang hanya sekedar dugaan. Perasaa cemburu muncul karena anak takut kehilangan atau merasa tersaingi dalam memperoleh perhatian dan kasih sayang dari orang yang dicintainya, cemburu adalah bentuk lain dari marah yang menimbulkan rasa kesal atau benci terhadap orang yang disayang maupun terhadap saingannya. Rasa cemburu biasanya bercampur dengan marah dan takut menurut Hurlock (1991). Reaksi ini meliputi pengunduran diri kearah bentuk perilaku yang Infantile, seperti mengompol, menghisap jempol, makan makanan yang aneh. Kenakalan yang umum perilaku yang rusak menunjukkan kasih sayang atau sikap membantu yang tidak diminta melampiaskan perasaan kepada binatang atau mainan.  Irihati Irihati muncul pada saat anak merasa dia tidak memperoleh perhatian yang diharapkan sebagaimana yang diperoleh teman atau kakaknya. Perasaan irihati muncul lebih bersifat negatif. Ia timbul karena anak kurang memiliki rasa aman dan kepercayaannya terhadap dirinya sendiri. Misalnya, melihat temannya pergi ke sekolah diantar orang tuanya tapi dia tidak.

 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK
a) Faktor Lingkungan Keluarga.
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial anak. Didalam keluarga yang interaksi sosialnya berdasarkan simpati inilah manusia pertama kali belajar memperhatikan keinginan orang lain, belajar bekerja sama, belajar membantu dll. Faktor yang terkait dengan keluarga dan banyak berpengaruh terhadap perkembangan sosial adalah :

1. Status sosial ekonomi keluarga.
2. Keutuhan keluarga.
3. Sikap dan kebiasaan orang tua.
 Penjelasaan
 1). Status sosial ekonomi keluarga. Apabila perekonomian keluarga cukup, maka lingkungan material anak          
didalam keluarga telah menjadi lebih luas. Anak mendapat kesempatan lebih banyak mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang mungkin tidak akan ia dapatkan jika keadaan ekonomi keluarganya tidak memadai. Interaksi mendidik antara anak dengan orang tua akan lebih banyak dan lebih mendalam kondisi orang tua tidak dibutuhkan oleh urusan yang memenuhi kebutuhan keluarga.
2). Keutuhan keluarga. Keluarga ialah ayah, ibu, dan anak-anak dalam satu keluarga. Apabila Ayah atau Ibu atau keluarga tidak ada maka struktur keluarga dianggap sudah tidak utuh lagi. Misalnya, anak hidup dalam pengasuhan keluarga yang bercerai (broken home) maka cara anak menilai hubungan sosial menjadi berbeda dibandingkan dengan anak-anak yang hidup dalam lingkungan keluarga yang normal. Anak dari keluarga broken home secara sosial merasa malu dan akhirnya mempengaruhi kemampuan dan kemauan berinteraksi dengan teman-temannya. Sekalinya anak dengan kondisi keluarga yang utuh akan menilai keterampilan sosial lebih standar karena tidak dihinggapi beban psicologis.
 3). Sikap dan kebiasaan orang tua. Tingkah laku orang tua sebagai pemimpin kelompok dalam keluarga sangat mempengaruhi suasana interaksi keluarga dan dapat merangsang perkembangan ciri-ciri tertentu pada pribadi anak. Orang tua yang otoriter dapat mengakibatkan anak tidak taat, takut, pasif , tidak memiliki, inisiatif tidak dapat merencanakan sesuatu, serta mudah menyerah. b) Faktor Dari Luar Rumah. Pengalaman sosial awal diluar rumah melengkapi pengalaman didalam rumah dan merupakan penentu yang penting bagi sikap sosial dan pola perilaku anak. Jika keluarga mereka dengan teman sebaya dan orang dewasa diluar rumah menyenangkan, mereka akan menikmati hubungan sosial tersebut dan ingin mengulanginya.  Peran pendidik tanda anak yang mengalami masalah tersebut. - Menjalin komunikasi yang baik dengan anak yang bermasalah tersebut. Kadang-kadang anak dinasehati orang tua membantah dan tidak didengarkan, tetapi jika diajak komunikasi secara terus menerus dengan nasehat-nasehat yang bisa diterima dengan mudah anak bisa menurut dan lama kelamaan bisa menyesuaikan dengan temannya. - Menjalin hubungan yang harmonis antara guru dengan anak. Guru merupakan sumber idola dan keteladanan bagi anak, khususnya anak-anak pra sekolah. Dalam beberapa kasus, banyak anak usia dini lebih menurut dan mau melaksanakan tugas yang diberikan gurunya dibandingkan jika harus mengeluh hal-hal yang dianjurkan orang tuanya. - Menjaga hubungan yang harmonis antar teman. Hubungan dengan teman sebaya sangat meningkat pada usia pra sekolah. Prekuensi interaksi dengan teman-temannya baik positif maupun negatif terus berlanjut dan makin meningkat pada usia tersebut. Teman bagi anak adalah bagian beraktifitas yang sangat berharga. Aktifitas bersama teman dalam kelompok, bagi mereka sangat mengasikkan. Mereka dapat saling berbagi tugas, saling berbagi peran, dan saling berbagi kesibukan.

 BAB III KESIMPULAN

 Jelaskan bahwa orang tua memainkan peranan penting dalam perkembangan emosional anak-anak, melalui hubungan dengan pengasuh anak-anak mengembangkan rasa diri mereka sendiri dan orang lain. Secara umum hal-hal yang menimbulkan rasa marah apa bila anak terhambat melakukan sesuatu,misalnya, larangan berbagai macam batasan terhadap gerak yang diinginkan atau di rencanakan anak serta kejengkelan yang menumpuk. Reaksi cemburu dapat langsung ataupun di tekan, reaksi yang langsung dapat berwujud perlawanan agresif seperti menggigit, menendang, memukul, mendorong, meninju, dan mencakar, sedangkan cemburu yang tidak langsung bersifat lebih halus dari pada reaksi langsung, sehingga lebih sukar untuk dikenali. Iri hati biasanya timbul akibat dari perlakuan orang tua yang suka membandingkan dia dengan anak lain. Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak. a. Faktor lingkungan keluarga - Status sosial ekonomi keluarga. - Keutuhan keluarga. - Sikap dan kebiasaan orang tua. b. Faktor dari luar rumah. Peran pendidik terhadap anak yang mengalami masalah tersebut. - Menjalin komunikasi yang baik dengan anak yang bermasalah tersebut. - Menjalin hubungan yang harmonis antara guru dengan anak. - Menjaga hubungan yang harmonis antar teman.

 BAB IV DAFTAR PUSTAKA

Hurlock (1991) Perkembangan Anak Jilid 1. Edisi ke-6 Jakarta Penerbit Erlangga.
Hurlock, E. B. (1978) Child Development. 6th Ed Tokyo
Mc Graw Hill. Inch International Student Ed. Gray. J. A. (1971)
The psychology of fear and stress. New York Mc Graw Hill. Hurlock, E. B. (1978)
Child Development. 6th Ed Tokyo Mc Graw Hill. Inch International Student Ed.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar