ARSIP BLOG

Sabtu, 23 November 2013

OPTIMALISASI FUNGSI OTAK PADA ANAK USIA DINI


Seluruh kejadian yang terjadi sepanjang hidup manusai direkam oleh otak , sehingga memungkinkan manusia menjadi lebih baik dan disebut sebagai makhluk sosial. Peran dan modalitas otak dalam proses pembelajaran belum banyak diketahui oleh pengelola pendidikan, peserta pendidikan / anak didik, apalagi orang tua 


PENDAHULUAN

PROSES PEMBELAJARAN ADALAH PROSES PESERTA DIDIK MENYERAP MATERI PEMBELAJARAN DARI PENDIDIK. DALAM SUATU TAHAPAN PENDIDIKAN HASIL DARI PROSES BELAJAR DIHARAPKAN DAPAT TERJADI PERUBAHAN PERILAKU YANG MENETAP. PENDIDIKAN DITINJAU DARI SEGI NEUROLOGI BERKAITAN ERAT DENGAN FUNGSI KAPASITAS OTAK YANG ADA. APA PERMASALAHAN PENDIDIKAN SAAT INI DI TINJAU DARI SEGI NEUROLOGI? MODALITAS OTAK TIDAK TERSTIMULASI DENGAN OPTIMAL DAN TEPAT DALAM TAHAPAN PROSES BELAJAR TERMASUK PADA AWAL PENDIDIKAN/ANAK DINI USIA TAHAPAN PROSES TUMBUH KEMBANG PADA ANAK MASA DINI USIA ADALAH GOLDEN PERIODE (FISIK, MOTORIK, INTELEKTUAL, EMOSIONAL, BAHASA, SOSIAL) PESAT PERKEMBANGAN SELANJUTNYA : PERKEMBANGAN MOTORIK USAHA KEMANDIRIAN DAN SOSIALISASI TAHAPAN TERSEBUT SANGAT PENTING PADA AWAL KEHIDUPAN DIMANA ANAK JUGA SUDAH MAMPU MENERIMA KETRAMPILAN & PENGAJARAN SEBAGAI DASAR-DASAR PENGETAHUAN & PROSES BERFIKIR (BLOOM, 1964) APA HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN FUNGSI OTAK ? Meningkatkan Modalitas otak dalam proses pembelajaran anak dini usia Merangsang Bagian2 Otak dan kedua belahan otak Meningkatkan kemampuan Panca Indera Sebagai Alat yang Menghantarkan Rangsang ke Otak Melibatkan pusat emosi, berpikir, pusat pengaturan tubuh yang dinilai sebagai berbagai fungsi intelligen:EQ,IQ,SQ (Visuospatial, matematika, menggambar, sosial, musik, kinaestetik, inter/intra personal) PERAN MODALITAS INDRA DALAM PROSES BELAJAR OTAK Berbagai macam indra mempunyai spesifikasi tersendiri dalam proses pengindraan dan mengirimkan energi ke otak dan merangsang bagian otak sehingga menimbulkan energi listrik pada tiap2 bagian otak INDRA PELIHATAN Berperan sebagai alat penerima energi cahaya yang akan dirubah menjadi energi listrik melaui proses kimiawi INDRA PENDENGARAN Berperan sebagai alat penerima gelombang suara yang akan dirubah menjadi energi listrik melaui proses mekanik INDRA GERAK Berperan sebagai alat perekam gerak yang akan dirubah menjadi energi listrik melaui proses kimiawi Energi listrik diotak menimbulkan berbagai jenis gelombang (Alfa, Beta, dan Theta) yang pada akan merangsang pengeluaran suatu zat sebagai mediator (neuro-transmitter) sebagai sarana komunikasi bermilyard-milyard neuron di Otak) OPTIMALISASI FUNGSI BELAJAR OTAK ANATOMI OTAK BAGIAN-BAGIAN OTAK BAGIAN-BAGIAN OTAK Otak Bagian Depan (Frontal  Cognitif) Otak Bagian Atas (Parietal  Gerak & Rasa) Otak Bagian Belakang (Occipital  Pelihatan) Otak Bagian Samping (Temporal  Pendengaran) BELAHAN OTAK BELAHAN OTAK : Otak terdiri dari dua belahan kiri dan kanan yang masing-masing mempunyai peran yang berbeda dalam satu kegiatan. PERTUMBUHAN FISIK OTAK PERTUMBUHAN OTAK : - lahir 350 gr - 3 bulan 500 gr - 18 bulan 1000 gr - 6 tahun 1300 gr PERKEMBANGAN OTAK DAN PROSES BELAJAR PERKEMBANGAN OTAK DAN PROSES BELAJAR PERKEMBANGAN OTAK DAN PROSES BELAJAR STIMULASI DASAR Stimulasi dasar adalah stimulasi yang dilakukan untuk pengenlan berbagai jenis energi yang dapat diserap oleh panca indra. STIMULASI VISUAL Pengenalan intensitas cahaya merupakan proses awal stimulasi visual dengan berbagai macam intensitas mulai ½ terang, ½ gelap. 1/3 gelap, kemudian gelap dilakukan bertahap dan bergantian untuk merangsang sel-sel penangkap cahaya gelap dan terang di mata. Pengenalan warna dasar yang kontras Pengenalan berbagai perbedaan warna Peningkatan konsentrasi mata dan gerakan pola mata Bentuk stimulasi benda-benda dengan warna kontras Benda-benda dengan warna kontras, bentuk berbeda beda Benda dengan warna kontras yang bergerak Kombinasi gerakan benda dengan bunyi-bunyian dari berbagai arah berbeda Kemampuan gerakan bola mata yang diperlukan untuk proses membaca dengan mengunakan gambar-gambar yang berurutan PERAN MUSIK PADA TUBUH DAN OTAK High Brain Function: Visual Visual Attention Visual Recognition (Recall Visual Memory) Visual motorik (otot: bola mata) 3.4.6. Visual Spatial Luas Lapang Pandang Auditorik Auditorik Attention, Recognition, Auditorik Motorik Mengkoordinasikan gelombang getar yang direkam di pusat pendengaran dan selanjutnya dikoordinasikan ke pusat bicara yang berfungsi mengatur berbagai otot yang berperan dalam proses berbicara. KESIMPULAN Stimulasi proses penginderaan merupakan kegiatan yang mudah dilakukan dan telah banyak dilakukan banyak orang akan tetapi pengertian yang mendasar secara neorologi perlu dipahami. Optimalisasi proses penginderaan pada anak dini usia lebih ditekan pada pola bermain sesuai dengan dominasi otak kanan Stimulasi spesifik pada masing-masing modalitas indra belum dipahami dengan benar. Stimulasi lanjut di perlukan untuk persiapan untuk pembelajaran formal di kelas

Perkembangan Emosional Anak

Perkembangan Emosional Anak
Tema : Keluargaku
Judul : Broken Home

Oleh: SITI NURHAYATI 
              MUSTAFIAH 
              PUJI RAHAYU 
              ALIMAH 










 DAFTAR ISI

Daftar isi ………………………………………………………………………………...…… 1
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….…..…. 2
a. Latar belakang
 b. Permasalahan
 c. Perumusan masalah
d. Tujuan masalah
Bab II PEMBAHASAN………………………………………………………………...…… 3
Bab III KESIMPULAN………………………………………………………………...…… 4
Bab IV DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..…..….. 5



BAB I PENDAHULUAN

 A. Latar belakang

Anak usia dini merupakan dasar/pondasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan mausia, yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya, masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial emosional, seni, moral dan nilai-nilai agama, sehingga upaya pengembangan seluruh potensi anak harus dimulai sejak dini agar tercapai secara optimal. Unsur lingkungan yang sengat berperan dalam masa tersebut adalah pendidikan baik di sekolah maupun keluarga.

B. Permasalahan

Disini mengambil satu contoh dalam keluarga yang terdiri ayah, ibu, dan seorang anak yang berumur 3 dan 5 tahun. Masalahnya adalah orang tua sibuk bekerja sehingga anaknya tidak terurus. Anak merasa kurang diperhatikan, semua kebutuhan anak yang mengurus pengasuhnya. Di rumah anak lebih sering berdiam diri tidak pernah bermain dengan teman sebayanya, sedangkan da sekolah dia lebih melampiaskan emosinya dengan teman dan gurunya. Misalnya: kalau main suka menang sendiri, suka merebut mainan temannya, suka mukul, kalau dinasehati guru suka membantah.

 C. Perumusan Masalah

 1. Mengapa anak menjadi pemarah
 2. Mengapa anak menjadi pendiam dan tidak bisa bersosialisasi denga teman sebayanya
 3. Kenapa anak sering cemburu, iri hati pada temannya

 D. Tujuan Masalah

 1. Memberi pengertian dan nasehat atau arahan supaya tidak jadi pemarah.
 2. Anak merasa kesepian dan kurangnya komunikasi.
 3. Kurangnya pendidikan dalam keluarga, kurangnya perhatian dari orang tua dan merasa kebutuhannya kurang tercukupi.

 BAB II PEMBAHASAN

 Bentuk Reaksi Emosi Pada Anak.
 Pada umumnya bentuk Reaksi Emosi yang dimiliki anak sama dengan orang dewasa, perbedaannya hanya terletak pada penyebab tercetusnya reaksi emosi dan cara meng ekspresikan.

 1. Amarah
Amarah sering kali muncul sebagai reaksi terhadap prustasi sakit hati dan merasa terancam pada umumnya prustasi atau keinginan yang tidak terpenuhi merupakan hal yang paling sering menimbulkan kemarahan pada tiap tingkat usia. Contoh: Anak minta mainan tapi tidak dibelikan.
 2. Pendiam
Kurangnya komunikasi membuat anak sulit bersosialisasi dengan teman sebayanya, anak sering main sendiri karena keterbatasan aturan-aturan dikeluarganya. Misalnya: - tidak boleh main sembarangan. - pilih-pilih teman. Jadi anak tidak bisa melontarkan apa keinginannya dan anak tidak bisa berpikir luas sehingga anak tidak kreatif.

 3. Cemburu 
Cemburu adalah reaksi normal terhadap hilangnya kasih sayang, baik kehilangan secara nyata terjadi maupun yang hanya sekedar dugaan. Perasaa cemburu muncul karena anak takut kehilangan atau merasa tersaingi dalam memperoleh perhatian dan kasih sayang dari orang yang dicintainya, cemburu adalah bentuk lain dari marah yang menimbulkan rasa kesal atau benci terhadap orang yang disayang maupun terhadap saingannya. Rasa cemburu biasanya bercampur dengan marah dan takut menurut Hurlock (1991). Reaksi ini meliputi pengunduran diri kearah bentuk perilaku yang Infantile, seperti mengompol, menghisap jempol, makan makanan yang aneh. Kenakalan yang umum perilaku yang rusak menunjukkan kasih sayang atau sikap membantu yang tidak diminta melampiaskan perasaan kepada binatang atau mainan.  Irihati Irihati muncul pada saat anak merasa dia tidak memperoleh perhatian yang diharapkan sebagaimana yang diperoleh teman atau kakaknya. Perasaan irihati muncul lebih bersifat negatif. Ia timbul karena anak kurang memiliki rasa aman dan kepercayaannya terhadap dirinya sendiri. Misalnya, melihat temannya pergi ke sekolah diantar orang tuanya tapi dia tidak.

 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK
a) Faktor Lingkungan Keluarga.
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial anak. Didalam keluarga yang interaksi sosialnya berdasarkan simpati inilah manusia pertama kali belajar memperhatikan keinginan orang lain, belajar bekerja sama, belajar membantu dll. Faktor yang terkait dengan keluarga dan banyak berpengaruh terhadap perkembangan sosial adalah :

1. Status sosial ekonomi keluarga.
2. Keutuhan keluarga.
3. Sikap dan kebiasaan orang tua.
 Penjelasaan
 1). Status sosial ekonomi keluarga. Apabila perekonomian keluarga cukup, maka lingkungan material anak          
didalam keluarga telah menjadi lebih luas. Anak mendapat kesempatan lebih banyak mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang mungkin tidak akan ia dapatkan jika keadaan ekonomi keluarganya tidak memadai. Interaksi mendidik antara anak dengan orang tua akan lebih banyak dan lebih mendalam kondisi orang tua tidak dibutuhkan oleh urusan yang memenuhi kebutuhan keluarga.
2). Keutuhan keluarga. Keluarga ialah ayah, ibu, dan anak-anak dalam satu keluarga. Apabila Ayah atau Ibu atau keluarga tidak ada maka struktur keluarga dianggap sudah tidak utuh lagi. Misalnya, anak hidup dalam pengasuhan keluarga yang bercerai (broken home) maka cara anak menilai hubungan sosial menjadi berbeda dibandingkan dengan anak-anak yang hidup dalam lingkungan keluarga yang normal. Anak dari keluarga broken home secara sosial merasa malu dan akhirnya mempengaruhi kemampuan dan kemauan berinteraksi dengan teman-temannya. Sekalinya anak dengan kondisi keluarga yang utuh akan menilai keterampilan sosial lebih standar karena tidak dihinggapi beban psicologis.
 3). Sikap dan kebiasaan orang tua. Tingkah laku orang tua sebagai pemimpin kelompok dalam keluarga sangat mempengaruhi suasana interaksi keluarga dan dapat merangsang perkembangan ciri-ciri tertentu pada pribadi anak. Orang tua yang otoriter dapat mengakibatkan anak tidak taat, takut, pasif , tidak memiliki, inisiatif tidak dapat merencanakan sesuatu, serta mudah menyerah. b) Faktor Dari Luar Rumah. Pengalaman sosial awal diluar rumah melengkapi pengalaman didalam rumah dan merupakan penentu yang penting bagi sikap sosial dan pola perilaku anak. Jika keluarga mereka dengan teman sebaya dan orang dewasa diluar rumah menyenangkan, mereka akan menikmati hubungan sosial tersebut dan ingin mengulanginya.  Peran pendidik tanda anak yang mengalami masalah tersebut. - Menjalin komunikasi yang baik dengan anak yang bermasalah tersebut. Kadang-kadang anak dinasehati orang tua membantah dan tidak didengarkan, tetapi jika diajak komunikasi secara terus menerus dengan nasehat-nasehat yang bisa diterima dengan mudah anak bisa menurut dan lama kelamaan bisa menyesuaikan dengan temannya. - Menjalin hubungan yang harmonis antara guru dengan anak. Guru merupakan sumber idola dan keteladanan bagi anak, khususnya anak-anak pra sekolah. Dalam beberapa kasus, banyak anak usia dini lebih menurut dan mau melaksanakan tugas yang diberikan gurunya dibandingkan jika harus mengeluh hal-hal yang dianjurkan orang tuanya. - Menjaga hubungan yang harmonis antar teman. Hubungan dengan teman sebaya sangat meningkat pada usia pra sekolah. Prekuensi interaksi dengan teman-temannya baik positif maupun negatif terus berlanjut dan makin meningkat pada usia tersebut. Teman bagi anak adalah bagian beraktifitas yang sangat berharga. Aktifitas bersama teman dalam kelompok, bagi mereka sangat mengasikkan. Mereka dapat saling berbagi tugas, saling berbagi peran, dan saling berbagi kesibukan.

 BAB III KESIMPULAN

 Jelaskan bahwa orang tua memainkan peranan penting dalam perkembangan emosional anak-anak, melalui hubungan dengan pengasuh anak-anak mengembangkan rasa diri mereka sendiri dan orang lain. Secara umum hal-hal yang menimbulkan rasa marah apa bila anak terhambat melakukan sesuatu,misalnya, larangan berbagai macam batasan terhadap gerak yang diinginkan atau di rencanakan anak serta kejengkelan yang menumpuk. Reaksi cemburu dapat langsung ataupun di tekan, reaksi yang langsung dapat berwujud perlawanan agresif seperti menggigit, menendang, memukul, mendorong, meninju, dan mencakar, sedangkan cemburu yang tidak langsung bersifat lebih halus dari pada reaksi langsung, sehingga lebih sukar untuk dikenali. Iri hati biasanya timbul akibat dari perlakuan orang tua yang suka membandingkan dia dengan anak lain. Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak. a. Faktor lingkungan keluarga - Status sosial ekonomi keluarga. - Keutuhan keluarga. - Sikap dan kebiasaan orang tua. b. Faktor dari luar rumah. Peran pendidik terhadap anak yang mengalami masalah tersebut. - Menjalin komunikasi yang baik dengan anak yang bermasalah tersebut. - Menjalin hubungan yang harmonis antara guru dengan anak. - Menjaga hubungan yang harmonis antar teman.

 BAB IV DAFTAR PUSTAKA

Hurlock (1991) Perkembangan Anak Jilid 1. Edisi ke-6 Jakarta Penerbit Erlangga.
Hurlock, E. B. (1978) Child Development. 6th Ed Tokyo
Mc Graw Hill. Inch International Student Ed. Gray. J. A. (1971)
The psychology of fear and stress. New York Mc Graw Hill. Hurlock, E. B. (1978)
Child Development. 6th Ed Tokyo Mc Graw Hill. Inch International Student Ed.

Kamis, 21 November 2013

KONSEP DASAR BCCT

KONSEP DASAR BCCT


Oleh : Alimah

Beyond Centers and Circle Time

Lebih Jauh tentang Sentra dan Saat Lingkaran
          Kaitan BCCT dengan Lembaga PAUD
          Dasar Teori dan Penerapannya
Maslow: Pemenuhan kebutuhan dasar Anak
Core: membantu anak terpenuhi kebutuhan fisik, non fisik, dan membangun konsep diri positif.
Aplikasi:
          - Holistik dengan layanan peningkatan gizi dan kesehatan
          - Menciptakan atmosfer lingkungan yang aman, nyaman, menghargai, memahami keunikan individu, dan membolehkan anak berkreasi
          Erikson: Emosi
core: membangun konsep diri anak, memotivasi anak untuk bereksperimen, eksplorasi dan membangun motivasi intrinksik
          Trust – Mistrust
   Aplikasi:
                         - Mengembangkan hubungan positif setiap anak
                         - Membangun jadwal yang konsisten
                         - Menginformasikan rencana dan hal-hal yang akan dilakukan

          lanjutan
          Autonomy – Shame and Doubt
                       
Aplikasi:
                        - menata lingkungan dan alat main yang memungkinkan anak menggunakan dan menyimpan kembali alat main
                        - menyediakan alat dan bahan main yang mendukung dan menantang kemampuan anak
                        - membantu anak mengekspresikan perasaannya saat main pembangunan
                        - mendukung anak dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
                        - memotivasi anak untuk membangun kemampuan start and finish
          Lanjutan
          Initiative – Guilt
                       
                        Aplikasi:    
                        - menyediakan kesempatan anak untuk memilih mainan
                        - menyediakan bahan yang memungkinkan anak untuk mengembangkan daya kreatifnya
                        - membolehkan anak secara bebas melakukan eksplorasi terhadap lingkungan
                        - mengizinkan anak untuk kotor selama bermain
          neuroscience
          Perkembangan dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan (nature and nurture)
          Otak manusia berkembang sebagai hasil pengalaman belajar
          Struktur otak dibentuk dan diperkuat dengan belajar yang berulang
          Emosi berpengaruh dalam proses belajar
          Nutrisi, kesehatan, dan kegiatan fisik mempengaruhi kemampuan belajar
          Otak memiliki masa sensitif yang sangat tepat untuk pembelajaran
Aplikasi:
-   semua anak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengalaman yang kaya dari lingkungan yang mendukung
-          Anak didukung untuk mendapatkan keterampilan dan pengetahuan  baru dengan densitas bahan yang kaya dan intensitas main yang cukup
-          Lingkungan dan iklim belajar harus menyenangkan
-          Aktivitas di luar ruangan yang memungkinkan anak bergerak leluasa merupakan hal yang penting.
-          Perkembangan kemampuan sosial, bahasa dan musik merupakan keterampilan penting yang anak pelajari selama usia dini.
          Piaget: Berpikir logis  dan Reasoning
Sensori motor – Preoperasional
Aplikasi:
-          Memberi banyak kesempatan untuk bereksplorasi dengan obyek konkrit
-          Menyediakan alat dan bahan dengan beragam warna, bentuk, ukuran, untuk menghitung, klasifikasi, membandingkan dan urutan.
-          Menata alat main sesuai dengan bentuk, ukuran
-          Mengembangkan bahasa dengan cara mendeskripsikan benda sesuai dengan yang terasakan indra (kertas ini ringan, berat, kecil-besar, dll)
          Vigotsky: Sosial
          Perkembangan kognitif dipengaruhi juga oleh interaksi sosial
          Zone of Proximal Development (ZPD) dapat ditingkatkan lewat pijakan (scaffolding) yang tepat
Aplikasi:
          Menciptakan lingkungan kelas sebagai kumpulan masyarakat yang mendukung interaksi sosial
          Menjadi modeling, motivator dan fasilitator bagi anak
          Membangun hubungan dengan semua anak dalam kelompok atau dengan anak secara perseorangan
          Guru atau orang dewasa harus memiliki kemampuan yang diperlukan untuk memberi pijakan tepat bagi anak
          Observasi dan dokumentasi apa yang anak lakukan dan katakan merupakan cara yang sangat penting dalam memahami ZPD setiap anak sebagai dasar untuk memberikan pijakan.
          Gardner: Kecerdasan Jamak
Aplikasi
          Menghargai perbedaan kemampuan anak sebagai kecerdasan anak
          Menyediakan kesempatan bagi anak untuk memilih kegiatan main yang sesuai dengan minat dan bakatnya
          Menggunakan area sebagai interest kegiatan dengan dilengkapi bahan dan alat main yang beragam
          Sara Smilansky: Jenis Main
          Fungsional/sensorimotor
          Constructive/Pembangunan
          Dramatic play/Main Peran
          Permainan dengan aturan
Aplikasi:
          Menyediakan bahan dan alat main yang beragam.
          Mendukung gagasan anak dengan mendeskripsikan apa yang dilakukan anak dan mengajukan pertanyaan untuk merangsang anak memikirkan apa yang sedang, telah dan akan dilakukannya
          Membolehkan anak untuk bermain sesuai dengan aturan yang dibuatnya untuk mengembangkan kemampuan kerjasama.
          PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MAIN ANAK
          Inti BCCT
          Berpusat pada anak
          Program kegiatan sesuai dengan tahapan usia, tahap kemampuan individu anak, dan nilai budaya di lingkungan hidup anak
          Anak membangun pengetahuan sendiri dengan dukungan pendidik melalui rangsangan optimal terhadap seluruh indera anak.
          Pengetahuan didapat anak melalui interaksi dengan guru, teman, alat main dan lingkungannya (lingkungan main)
          Aktivitas anak dilakukan melalui main sensorimotor, main peran, dan main pembangunan.
          Sentra sebagai pusat pengembangan potensi anak
          Pendidik sebagai fasilitator yang memberi pijakan (scaffolding) pada anak
          Jumlah Sentra dapat dikembangkan disesuaikan dengan kemampuan pengelola dan kebutuhan kelompok.
          Setiap sentra mendukung 3 jenis main (main sensori motor, main peran, main pembangunan)
          Alat dan Bahan main sifat cair dan terstruktur
          Sentra dapat digunakan secara bergilir
          Pendidik memberi dukungan agar anak dapat mencapai tahap perkembangan yang lebih tinggi
          Perencanaan menggunakan pendekatan holistik kurikulum dan diterapkan secara berkelanjutan (continuing of learning)
          Perkembangan kognitif dibangun dengan dasar stabilitas sosial-emosional dan kenyamanan. Hubungan yang hangat antara anak dan guru, guru dengan guru, dan guru dengan orang tua sebagai pengkondisian perkembangan otak anak secara maksimal
          Pembentukan perilaku dibangun melalui pembiasaan dengan modeling dari orang dewasa di lingkungannya
          Pijakan(Scaffolding) sebagai dukungan untuk pengembangan kemampuan anak
          Ada 4 Pijakan:
         Pijakan lingkungan main
         Pijakan sebelum main
         Pijakan selama main
         Pijakan setelah main
          Kegiatan bermain anak:
          Main sensori motor
          Main peran
          Main pembangunan
Kegiatan Main dilakukan:
          Inisiatif anak
          Kebebasan memilih
          Eksplorasi
          Dukungan pendidik
          Perencanaan
          Disusun dengan mengacu pada karakteristik perkembangan anak
          Mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak
          Menggunakan tema yang dibangun berdasarkan minat anak
          Memuat konsep matematika, bahasa, sains, sosial study, art,  dengan menggunakan pendekatan integrated learning
          Berkelanjutan, kegiatan awal memberi gagasan pada kegiatan berikutnya
          Asesmen
Dilakukan dengan cara:
          Observasi
          Pencatatan
         Yang dimainkan anak
         Cara anak menggunakan alat
         Ucapan anak
         Bahasa tubuh
          Dokumentasi:
         Deskripsi perilaku anak
         Hasil kerja anak
          Peran Guru/orang tua
          Tata Tertib Pelatihan

KONSEP DASAR BCCT



PERMASALAHAN ANAK USIA DINI

Oleh : R U M I A H NO. ABSEN : 26 PRODI : PG PAUD 2001 A. PENDAHULUAN Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Proses utamaperkembangan anak merupakan hal yang saling berkaitan antara proses bilogis, prosessosio emosional dan proses kognitif. Ketiga hal tersebut akan saling berpengaruh satusama lain dan sepanjang perjalanan hidup manusia. Selama proses perkembangan, tidakmenutup kemungkinan anak menghadapi berbagai masalah yang akan menghambat proses perkembangan selanjutnya. Permasalahan yang dihadapi anak dapat dilihat melalui tingkah laku anak pada saat mengikuti proses pembelajaran di kelas atau pada saat anak bermain. Berbagai faktor yang menyebabkan permasalahan perkembangan anak idak hanya menghambat perkembangan emosi dan sosialnya, akan tetapi juga menghambat perkembangan fisik, intelektual, kognitif dan bahasa (Rita Eka Izzaty:2005). Oleh karena itu dalam menangani permasalahan anak tidak bisa hanya menyelesaikan satu aspek saja. Akan tetapi setiap permasalahan anak harus di analisis latar belakang atau penyebabnya dan ditangani secara menyeluruh yang mempertimbangkan aspek biologis, sosio emosional serta aspek kognitifnya. B. PENGERTIAN PERMASALAHAN ANAK Permasalahan anak-anak adalah sesuatu yang mengganggu kehidupan anak, yang timbul karena ketidakselarasan pada perkembangannya (Anonim, 2006:9). Padaanak-anak prasekolah perilaku yang dapat dipandang sebagai normal untuk usia tertentujuga sulit dibedakan dari perilaku yang bermasalah. Perilaku bermasalah mungkindigunakan untuk mengidentifikasikan membesarnya frekuensi atau intensitas perilaku tertentu sampai pada tingkatan yang mengkhawatirkan (Campbell, dalam Rita Eka Izzaty:2005). Ada tiga kriteria yang bisa dijadikan acuan untuk melihat apakah perilakuitu normatif atau bermasalah, yaitu kriteria statistik rata-rata, kriteria sosial dan kriteriapenyesuaian diri. Menurut (Rita Eka Izzaty:2005) yang dimaksud dengan kriteria statistik adalah perkembangan rata-rata fisik seseorang yang sesuai dengan norma statistik. Kriteria sosial adalah tingkah laku yang dianggap menyimpang dari aturan sosial suatu daerah. Kemudian yang dimaksud dengan kriteria penyesuaian diri adalah kemampuan individumenyesuaikan diri. Perilaku yang dianggap meresahkan atau mengganggu diri sendiriataupun orang lain dianggap tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. C. JENIS-JENIS PERMASALAHAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Pada dasarnya Jenis-jenis masalah Anak Usia Dini terdiri dari masalah fisik danpsiko- sosial serta permasalahan secara umu. Permasalahan Fisik yang terjadi pada anakusia dini/taman kanak-kanak sangat beragam. Beberapa permasalahan fisik yang dihadapianak usia dini/ taman kanak-kanak adalah masalah motorik, masalah penglihatan, masalahpendengaran, masalah berbicara atau berbahasa. Permasalahan psiko-sosial yangdihadapi anak-anak usia dini/ taman kanak-kanak juga sangat beragam. Dari beberapa jenis permasalahan psikis anak usia dini/ taman kanak-kanak pada kesempatan kali inipenulis mengungkapkan 4 psiko-sosial antara lain permasalahan sosio-emosional, masalah agresivitas, masalah kecemasan dan masalah keberbakatan, sementara permasalahan anak usia dini/ taman kanak-kanak secara umum sebagian persoalan fisik dan psiko-sosial dll. 1. Permasalahan Fisik Anak Usia taman Kanak-Kanak a. Masalah Motorik Permasalahan motorik anak terdiri dari motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar merupakan keterampilan menggerakkan bagian tubuh secaraharmonis dan sangat berperan untuk mencapai keseimbangan yang menunjangmotorik halus. Permasalahan yang sering terjadi pada anak usia dini/ tamankanak-kanak adalah anak masih labil atau sulit menggerakkan bagian tubuh secara harmonis. Misalnya: berjalan, berlari, menangkap, melempar. Selain itujuga belum sempurnanya kordinasi dalam mengontrol motorik kasar, misalnya jika ditugaskan untuk berjalan tanpa menyentuh temannya. Kemampuan motorik lainnya yang harus dikuasai anak usia dini/ tamankanak-kanak adalah kemampuan motorik halus. Motorik halus merupakanketerampilan yang menyatu antara motorik halus dengan panca indera. Kesiapanmengkoordinasikan keseluruhan ini diperlukan untuk persiapan menulis, membaca dan sebagainya. Permasalahan yang sering muncul adalah anak-anak masih sulit menjiplak, membentuk lingkaran, segitiga dan sebagainya. b. Masalah Penglihatan Pengamatan melalui penglihatan, merupakan keterampilan untuk mampu melihat persamaan dan perbedaan bentuk, benda dan warna sebagai dasar untuk pengembangan kognitif. Masalah penglihatan yang biasa terjadi pada anak usia dini/ taman kanak-kanak adalah sulitnya mengelompokkan bendaberdasarkan warna, bentuk dan ukurannya. Selain itu mereka juga sulit mengamati benda secara jelas. Permasalahan yang ditimbulkan dari gangguan penglihatan juga bisa menyebabkan gangguan ingatan. Gangguan ingatan tersebut antara lain: a. Tidak mampu menyebutkan benda tanpa ada bendanya. b. Tidak mampu menguraikan benda-benda yang dilihat dari beberapa aspek, misalnya bentuk, warna, fungsi dan sebagainya. c. Tidak mampu mencari bagian yang hilang dari suatu bentuk atau gambar. d. Tidak mampu mengurutkan kembali satu seri gambar yang diacak. c. Masalah Pendengaran Pengamatan melalui pendengaran merupakan keterampilan untuk mampu mendengar perbedaan dan persamaan suara. Pengamatan ini biasanya sudahdikenal anak sebelum sekolah, misalanya anak sudah mampu membedakan suara di sekelilingnya. Gangguan pendengaran pada anak-anak usia pra sekolah bukan berartianak mengalami tuli. Akan tetapi anak tidak mampu menyebutkan suara yang ada di sekelilingnya, seperti suara alam, bisikan arah suara dan sebagainya. Kemudian tidak mampu menirukan berbagai suara tertentu serta tidak mampumenyanyikan lagu sederhana. Sebagian besar orang tua menganggapperrmasalahan pendengaran anak merupakan hal sepele, sehingga yang awalnyahanya gangguan kecil menjadi gangguan yang sulit disembuhkan. Hal tersebutbisa diminimalisir jika orang tua sedini mungkin sering melatih anak mendengarkan berbagai suara baik mendengarkan kaset lagu ataupun orang tuanya sendiri sering bernyanyi saat bermain dengan anaknya. Permasalahanpendengaran yang terjadi pada anak usia dini/ taman kanak-kanak antara lain: a. Tidak mampu menirukan berbagai suara tertentu. b. Tidak mampu mendengarkan persamaan-persamaan dalam kata-kata yang bersajak. c. Tidak mampu menceritakan kembali kejadian. d. Tidak mampu mengulangi kembali urutan cerita. e. Dan lain-lain. d. Masalah Berbahasa Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengarkan, berbicara,membaca dan menulis. Untuk anak usia dini/ taman kanak-kanak, keterampilan yang diutamakan adalah mendengaran dan berbicara. Masalah berbahasa yang dialami anak usia Taman Kanak-kanak berawal dariketidakmampuan mendengar dan memahami bahasa lisan yang diucapkan orang-orang di sekelilingnya. Permasalahan tersebut salah satunya juga disebabkan berbedanyabudaya di sekitar kita yang tidak membiasakan orang untuk mengekspresikan perasaannya karena hal itu dianggap sebagai sasuatu yangmemalukan. Kebudayaan tersebut mengakibatkan anak-anak kita tidak mampumampu mengutarakan isi hatinya dengan kalimat-kalimatnya, kemudian bicaranya juga belum jelas serta ada juga yang mengalami masalah gagap. Ketidakmampuananak dalam berbahasa sangat mempengruhi kemampuan bicara anak pada tahapperkembangan selanjutnya yang bisa dimungkinkan juga mempengaruhi hubungan sosial mereka dengan orang lain. 2. Permasalahan Psiko-Sosial Perkembangan psikis dan sosial anal-anak erat hubungannya dengan perkembangan jati diri anak. Permasalahan psiko-sosial anak bisa berasal dari dalamdiri anak itu sendiri maupun yang berhubungan dengan orang lain. Permasalahan psiko-sosial yang terjadi anak-anak usia taman Kanak-kanak bukan merupakan hal yangpermanen. Hal ini perlu kita maklumi karena anak-anak usia dini/taman kanak-kanak proses berpikirnya masih dalam periode pra-operasional dimana anak masih sangat dominan dengan sifat egosentrisnya. a. Masalah Sosio-Emosional anak Permasalahan sosio-emosional yang terjadi pada anak-anak usia dini/taman kanak-kanak termasuk permasalahan psikologis. Permasalahan sosio-emosional anak juga berasal dari dalam dirinya dan berhubungan dengan oranglain. Masalah-masalah sosio-emosional anak usia dini/ taman kanak-kanak antara lain: a. Sukar berhubungan dengan orang lain, seperti takut pada orang dewasa selain orang yang sudah dikenalnya, kemudian takut sekolah yang dimungkinkan anak takut dengan guru atau belum siap berpisah dari orang tuanya. b. Mudah menangis. c. Sering membangkan jika keinginannya tidak dituruti. d. Tidak mau bergaul dengan temannya. e. Mau menang sendiri. f. Belum memiliki pemahaman tentang konsep dan peran jenis kelamin. g. Belum dapat mengikuti secara penuh aturan-aturan yang ada. b. Agresivitas Agresivitas adalah istilah umum yang dikaitkan dengan adanya perasaanmarah atau permusuhan atau tindakan melukai orang lain baik dengan tindakankekerasan secara fisik, verbal maupun dengan menunjukkan ekspresi wajah dangerakan tubuh yang mengancam atau merendahkan (Rita Eka Izzaty:2005). Perilaku agresif biasa ditunjjukan untuk mencapai tujuan tertentu bisa berupa pembelaan diri atau untuk meraih keunggulan dengan cara membuat lawan tidak berdaya. Sasaran perilaku agresif ini bisa diberikan kepada pendidik, teman bahkan dilampiaskan pada bangunan misalnya memukul dinding atau menendang benda. Sasaran lainnya bisa juga berupa mengganggu proses belajar atauupunmengganggu kegiatan lain yang sedang berlangsung. Perilaku agresivitas ini tidak hanya merugikan pelaku sendiri, tetapi juga bisa merugikan anak-anaklain atau orang lain disekitarnya. Menurut Rita Eka Izzaty (2005:106) perilaku agresif ada yang wajar dan ada yang tidak wajar. Perilaku agresif yang dikategorikan wajar apabila agresivitas tersebut sebagai pelampiasan emosi danhambatan psikologis yang berlebihan dan tidak sehat. Perilaku agresif yangdikategorikan tidak wajar apabila perilaku tersebut menetap bahkan sampai mengganggu lingkungannya. c. Kecemasan Kecemasan merupakan keadaan emosi yang tidak menyenangkan yangmeliputi interpretasi subyektif dan rangsangan fisiologis, misalnya bernafas lebih cepat, jantung berdebar-debar dan berkeringat dingin (Ollendick, dalamRita Eka Izzaty:2005). Kecemasan ini timbul pada situasi sebagai reaksi emosisementara yang timbul pada situasi tertentu yang dirasakan sebagai suatu ancaman. Pada umumnya kecemasan pada anak-anak usia dini/taman kanak-kanak berangsur-angsur akan berkurang seiring bertambahnya usia anak. yang dialamianak-anak Taman Kanak- kanak ditunjukkan dengan keadaan emosi yang tidakmenyenangkan yang timbul ketika diri merasa tidak aman. Gejala ini disebabkan antara lain karena perilaku orang tua yang terlalu protektif dan kurang bersosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. d. Keberbakatan (Giftedness) Keberbakatan atau biasa disebut anak berbakat merupakan sebutan bagianak yang memiliki kemampuan luar biasa pada hampir semua bidang, mempunyai kreativitas tinggi serta bertanggung jawab pada tugas. Keberbakatan ini menjadi permasalahan bagi anak itu sendiri maupun bagi pendidik. Permasalahan anak berbakat tersebut jika diatasi sejak dini akan menguntungkan semua pihak. Potensi anak akan tersalurkan dan semakin berkembang, sementara anak-anak lain yang kemampuannya dibawahanak berbakat juga tidak dirugikan. Keberbakatan mempunyai definisi yangbersifat multidimensional, digambarkan bahwa anak berbakat sebagai anak yang menunjukkan prestasi tinggi hampir dalam semua kecerdasan majemuk. 3. Permasalahan Anak Usia Dini Secara Umum Berikut ini akan dijelaskan beberapa permasalahan yang biasanya munculpada anak usia dini/ taman kanak-kanak yaitu: a. Gangguan fungsi Pancaindra Gangguan fungsi pancaindra yang banyak menimbulkan masalah pada anak usia dini/ taman kanak-kanak adalah gangguan pada indra penglihatan dan pendengaran. Gangguan penglihatan dapat disebabkan faktor biologis dan juga karena faktor lingkungan seperti pembiasaan. Gangguan pendengaran dapatdisebabkan oleh infeksi pada telinga yang dibawa sejak lahir, atau karena kebersihan lubang telinga yang tidak terjaga. Selain itu juga karena lingkunganyang terlalu bising atau terlalu berbisik-bisik. b. Cacat Tubuh Cacat pada tubuh ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang sangattampak daiantaranya pada tangan, kaki dan wajah. Cacat pada tubuhdiindikatorkan berupa ketidakmampuan anak untuk melakukan aktivitas yangmenggunakan anggota tubuh seperti tangan dan kaki seperti memakaipakaian, memegang benda, mengepal, meloncat, berjinjit dll. Termasukpermasalahan yang sering diamati adalah kidal pada anak. Cacat pada wajahbiasanya muncul dikarenakan anak memiliki bibir sumbing, gigi tongos, mata yangberbeda dengan mata anak yang normal, dsb. Hal ini bisa berpengaruh terhadapperkembangan konsep diri anak sebab biasanya anak-anak ini akan merasasangat malu dan rendah diri karena diejek dan disingkirkan oleh teman-temannya. c. Kidal Kidal seringkali dikategorikan sebagai ketidakmampuan anak dalammenggunakan tangan kanan, tetapi kidal juga muncul karena kebisaaan anakdalam menggunakan tangan kirinya. Beberapa faktor penyebab kidal pada anakdiantaranya karena hemisphere kanan dalam otak lebih unggul daripada kiri. Padaanak yang penyebabnya hal tersebut jika dipakasakan maka umumnya akanmengalami gangguan bicara. Penyebab lainnya juga karena pembiasaan yangsalah atau kerena ketidaksengajaan untuk tidak membiasakan anak menggunakantangan kanannya d. Hiperaktif Hiperaktif sebagai salah satu bagian dari Attention Deficit Disorder (ADD)dikategorikan pada gagngguan yang memiliki ciri-ciri keaktifan yang berlebihan.Anak hiperaktif biasanya mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatianpada jangka waktu tertentu, jangka waktu perhatiannya sangat pendek, mudahterganggu perhatian dan pikirannya, tidak tenang, tidak bisa mengontrol diri,banyak bicara, serta tindakannya tidak bertujuan, tidak mampu berkonsentrasiterhadap suatu objek tertentu. Terdapat 3 kategori anak-anak yang memilikigangguan hiperaktivitas ini yaitu tidak dapat memusatkan perhatian(Innatention), menurutkan kehendak (Impulsivitas) dan hiperaktivitas. (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder III). ADD biasanya muncul pada anak sebelum usia 7 tahun, lamagangguan paling sedikit 6 bulan. ADD terjadi karena terjadi kerusakan otakminimal atau otak tidak dapat berfungsi penuh, melainkan hanya sebagiansaja. Penyebab lainnya karena lingkungan yang tercemar racun, bahan tambahanpada makanan, sinar X atau radiasi lainnya, minuman alkohol keturunan dan lingkungan. e. Ngompol (enuresis) Ngompol dianggap gangguan jika anak sudah berusia lebih dari 3 tahun.Biasanya terjadi pada malam hari (nocturnal) tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada siang hari (Diurnal). Faktor penyebab ngompoladalah; kelainan fungsi fisiologis pada vesica urinaria dan urethra, lubang kencing sempit, epilepsi, tidur yang terlalu nyenyak, ketidakmatangan fisiologisjaringan syaraf otonom akibatnya ketidakmampuan kandung kemih untukmenyimpan air kencing menjadi kurang, gangguan tingkah laku, gangguanemosional, regresi kearah stadium, penelantaran toilet training, intelegensirendah, dan keturunan. f. Gagap ( Stuttering) Anak yang menderita gagap tidak dapat berkomunikasi secara wajar. Wajardisini mengandung pengertian normal, jelas dan tidak tersendat- sendat. Gejalayang sering diperlihatkan dengan gagap adalah sering mengulang ataumemperpanjang suara suku kata atau kata-kata, dan sering terjadi keraguan danpenghentian bicara sehingga mengganggu arus irama bicara. Penyebab gagapbiasanya terjadi karena adanya pemaksaan menggunakan tangan kanan pada anak kidal, nervous (gugup) biasanya anak-anak yang cenderung introvert dananak-anak yang kurang mampu mengadakan hubungan intrepersonal dan sosial serta tidak percaya diri, Kurang seimbanganya dorongan berbicara dengankecepatan berpikir. g. Penakut Ketakutan bisanya disebabakan beberapa hal diantaranya adanyacerita-cerita seram dan menakutkan, takut pada gelap karena membayangkanhal- hal yang seram, peniruan dari orang dewasa misalnya takut pada ulat, kesalahan mendidik pada orang tua. h. Berbohong Penyebab berbohong diantaranya adalah kekasaran dan kekerasan paraorang tua dan para pendidik sehingga mereka berdusta agar terhidar darihukuman, peniruan dari orang dewasa, kesadaran anak akan kekurangan dirinyasehingga mendorongnya untuk berbohong, karena ingin dipuji, karenaimajinasinya i. Mencuri Penyebab anak mencuri diantaranya dalah; tidak terpenuhinya kebutuhansecara materil, kecintaan anak untuk melakukan petualangan dalammenaklukan karena petualangan yang heroik, peniruan, cemburu dandendam, rasa kepemilikian yang tinggi terhadap barang orang lain. j. Agresif Agresivitas merupakan tingka laku menyerang baik secara fisik maupun verbal atau berupa ancaman yang disebabkan karena adanya rasa permusuhan.Penyebab anak agresif diantaranya karena terkekang, reaksi emosi terhadapfrustasi karena dilarang melakukan sesuatu, peniruan dari orang dewasa. k. Autisme Autisme merupakan gangguan terhadap perkembangan anak yangditandai dengan anak tidak menguasai kemampuan untuk melakukaninteraksi sosial yang timbal balik, tidak memiliki kemmapuan untukberkomunikasi, serta munculnya perilaku, minat, ataupun aktivitas yangstereoptik. Gejala yang muncul pada anak-anak autisme adalah; Komunikasi;perkembnagan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada, kadang-kadang kata-kat yang digunakan tidak sesuai dengan artinya. interaksi sosial;suka menyendiri, tidak ada kontak mata, tidak tertarik untuk bermain denganteman lainnya. Gangguan sensoris; sangat sensitif terhadap sentuhan, suarakeras, cahaya terang dsb. Pola bermain; tidak kreatif, tidak imajinatif.Prilaku; hiperaktif, sering marah tanpa alasan yang jelas, tidak suka padaperubahan, suka menyerang. Emosi; marah-marah, tertawa-tertawa, menangis tanpa alasan yang jelas, tempertantrum jika dilarang. Penyebab austisme pada anak disebabkan beberapa hal diantranya adalahketidakpedulian orang tua pada saat mengandung sehingga terjadi kerusakanmetabolik, penyimpangan terhadap kromosom, komplikasi saat prenatal sepertiibu mengalami penyakit rubella, TBS tulang dsb. Atau juga terjadi karenapendarahan pada saat kehamilan, keracunan makanan, virus, polusi, jamur, dsb. D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMASALAHAN ANAK USIA DINI/ TAMAN KANAK-KANAK Beberapa faktor yang mempengaruhi permasalahan anak usia dini/ taman kanak-kanak dapat dikelompokkan dalam dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Penyebab permasalahan dari faktor internal dalam diri anak disebabkan karena kelemahan fisik dan karena psikisnya. Penyebab permasalahan anak karena faktor fisik terdiri dari: a. Kesehatan berupa kondisi tubuh yang menurun. b. Kecacatan pada beberapa organ tubuh yang tidak berfungsi dengan baik,kelainan pada sistem otak, gen atau kimia darah Penyebab yang ditimbulkan dari faktor psikis dan sosial adalah: a. Kecerdasan. b. Ingatan. c. Perasaan. d. Kemauan. e. Keluarga. f. Sekolah. g. Masyarakat. h. Media. E. KESIMPULAN Anak usia Taman Kanak-kanak sudah mulai banyak bersosialisasi dengan orang- orang disekitarnya. Oleh karena itu permasalahan yang dihadapi anak-anak usia dini/taman kanak-kanak sebaiknya ditangani seawal mungkin agar tidak menganggu perkembangan anak pada tahap selanjutnya. Proses bimbingan dan arahan saat anak usia dini/ taman kanak-kanak mengalami masalah bisa menjadi pengalaman yang berhargabagi anak dalam menjalani kehidupan selanjutnya. Permasalahan anak usia dini/ taman kanak-kanak yang disebabkan karena faktor internal dan eksternal membutuhkan kerjasama semua pihak dalam menyelesaikannya. Permasalahan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru di sekolah saja, tetapi juga harus ada kerjasama dengan orang tua dan masyarakat. Dengan adanyapenanganan sedini mungkin diharapkan permasalahan anak tersebut tidak akanmenghambat perkembangan pada tahapan kehidupan lebih lanjut.

PERMASALAHAN ANAK USIA DINI